Tech ID

Mengungkap Jam Kiamat: Simbol peringatan bagi umat manusia

Jakarta (ANTARA) – Pernahkah Anda mendengar istilah Doomsday Clock atau Jam Kiamat? Ini bukan jam sungguhan melainkan simbol yang menggambarkan seberapa dekat umat manusia dengan kehancuran akibat ancaman global, seperti perang nuklir, perubahan iklim, dan teknologi berbahaya lainnya.

Konsep ini diperkenalkan oleh para ilmuwan di Bulletin of the Atomic Scientists pada tahun 1947, dengan jarum jam yang semakin mendekati tengah malam sebagai tanda bahwa dunia semakin berisiko mengalami bencana besar.

Lantas, apa yang terjadi ketika jam kiamat menunjukkan tengah malam? Simak penjelasan berikut ini mengenai asal usul Jam Kiamat, bagaimana diciptakan, dan waktu pada jam saat ini di tahun 2025. Melansir berbagai sumber.

Baca juga: Alasan para ilmuwan dunia kini khawatirkan “virus zombie”

Asal usul Jam Kiamat

Munurut news uchicago pada Kamis (03/1/25), Jam Kiamat adalah simbol yang menunjukkan seberapa dekat dunia dengan kehancuran akibat teknologi berbahaya yang diciptakan manusia.

Konsep ini dibuat untuk memberikan peringatan mengenai ancaman global dan mendorong langkah-langkah pencegahan. Setiap tahun, para ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists menetapkan posisi jarum jam ini, mengukur tingkat risiko berdasarkan berbagai faktor.

Simbol ini telah bergerak selama 78 tahun dan diperbarui setiap tahun. Semakin jarum jam mendekati tengah malam, semakin besar ancaman yang dihadapi dunia, dan menandakan bahwa umat manusia berada di titik kritis menuju kehancuran.

Baca juga: Sekjen PBB: Senjata nuklir adalah ancaman serius dan bahaya yang nyata

Saat pertama kali diperkenalkan pada tahun 1947, pengaturan waktu Jam Kiamat berfokus pada ancaman senjata nuklir, yang kala itu dianggap sebagai bahaya terbesar bagi peradaban.

Namun, sejak 2007 pertimbangan ini diperluas dengan memasukkan dampak perubahan iklim sebagai faktor utama yang dapat mempercepat kehancuran dunia.

Sepanjang sejarahnya, jarum Jam Kiamat pernah berada di titik terjauh, yaitu 17 menit sebelum tengah malam pada tahun 1991, menyusul berakhirnya Perang Dingin dan penandatanganan perjanjian pengurangan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Sebaliknya, posisi paling mengkhawatirkan tercatat dua menit menjelang tengah malam, pertama kali pada tahun 1953 ketika kedua negara adidaya tersebut menguji senjata termonuklir, dan kembali terjadi pada 2018 akibat meningkatnya ketegangan geopolitik serta minimnya aksi nyata terhadap krisis iklim.

Baca juga: Bank Dunia: Perubahan iklim ancaman terbesar bagi pembangunan

Bagaimana Jam Kiamat diciptakan?

Pada awalnya, beberapa edisi pertama Bulletin berupa kumpulan artikel yang dicetak menggunakan teknik stensil. Namun, seiring berkembangnya publikasi, para editor berupaya menarik perhatian audiens yang lebih luas dengan menghadirkan sampul yang lebih menarik.

Salah satu anggota Bulletin, Martyl Langsdorf, seorang seniman yang dikenal dengan karya-karya abstraknya bersedia menciptakan ilustrasi untuk edisi tersebut.

Terinspirasi oleh urgensi diskusi yang ia ikuti, ia merancang sebuah gambar jam dengan desain sederhana namun kuat. Jarum jam ditetapkan pada tujuh menit menjelang tengah malam, sebagian karena menurutnya posisi tersebut terlihat estetis.

Sejak saat itu, simbol ini terus digunakan oleh Bulletin sebagai pengingat akan berbagai ancaman yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Informasi lengkap mengenai perubahan posisi jarum jam dapat ditemukan di situs resmi Bulletin.

Baca juga: Kremlin soal ilmuwan gerakkan jarum jam kiamat: situasi dunia tegang

Lokasi Jam Kiamat

Jam Kiamat dapat ditemukan di kantor Bulletin, yang berlokasi di 1307 E. 60th St., tepatnya di lobi Keller Center, tempat Sekolah Kebijakan Publik Harris di Universitas Chicago berada.

Berapa durasi Jam Kiamat yang diatur di tahun 2025?

Pada tahun 2025, Jam Kiamat ditetapkan pada 89 detik sebelum tengah malam, menjadikannya posisi terdekat dalam sejarah 78 tahun keberadaannya.

Dalam pernyataan resminya, Bulletin of the Atomic Scientists menekankan bahwa Amerika Serikat, China, dan Rusia memiliki peran besar dalam menghindarkan dunia dari kehancuran. Masa depan bergantung pada langkah-langkah nyata yang harus segera diambil oleh negara-negara tersebut.

Penentuan waktu Jam Kiamat mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk ancaman nuklir, krisis iklim, risiko biologis, serta teknologi yang berpotensi mengganggu, seperti kecerdasan buatan (AI).

Sebelumnya, perubahan terakhir terjadi pada Januari 2023, ketika jarum jam bergeser menjadi 90 detik menjelang tengah malam.

Baca juga: China : mentalitas Perang Dingin ancaman terbesar stabilitas dunia

Potensi apa yang terjadi ketika Jam Kiamat menunjukkan tengah malam?

Jika Jam Kiamat mencapai tengah malam berarti menandakan bahwa dunia telah mengalami bencana global yang sangat parah, seperti perang nuklir berskala besar, kehancuran lingkungan yang tak terkendali, atau krisis teknologi yang membawa dampak fatal bagi peradaban manusia.

Meskipun Jam Kiamat hanya simbol, maknanya sangat serius. Ini bukan hanya sekadar peringatan, tetapi refleksi dari ancaman nyata yang dihadapi dunia.

Jika jarumnya benar-benar mencapai tengah malam, itu menandakan bahwa manusia telah gagal mencegah kehancuran dan dunia mungkin sudah memasuki masa yang sangat sulit untuk kembali pulih.

Baca juga: Ilmuwan Majukan Semenit Jam Kiamat

Baca juga: Mengenal Jam Kiamat yang baru saja digerakkan jarumnya

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025


Source link

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected