Serangan jantung merupakan salah satu pembunuh nomor satu di dunia. Menurut data WHO Global Health, setidaknya ada 18.6 juta kematian di tahun 2023. Menariknya, 45% dari pasien tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami serangan jantung karena abai terhadap gejala yang tak umum (silent heart attact).
Gejala serangan jantung setidaknya terangkum dalam 5 hal berikut: (1) Rasa sakit atau ketidaknyamanan di dada. (2) sakit kepala ringan, mual, dan muntah, (3) dada berdebar, (4) nafas terasa pendek dan berat, serta (5) keluarnya keringat dingin. Namun ternyata hingga kini masih banyak orang yang belum paham dengan istilah silent heart attack, yaitu serangan jantung
tersembunyi.
Menurut Purnomo, Head of Sales & Marketing PT Rapha Medistra Indonesia, yang juga dikenal sebagai perusahaan distributor peralatan medis di Indonesia ini mengungkapkan adanya beberapa gejala serangan jantung yang jarang diketahui masyarakat.
“Silent heart attack itu gejalanya serupa dengan gejala flu. Dimana pasien merasakan badan terasa sangat lelah dan lesu. Mengalami rasa tak nyaman yang menjalar pada sisi kiri rahang, bahu, hingga nyeri yang menjalar ke lengan kiri. Serta mendapati rasa tidak nyaman di area ulu hati, layaknya menyerupai maag,” katanya saat di wawancara pada event Sehat Bersama Klinik BGC, Sabtu (24/08).
Oleh demikian, pertolongan medis segera mungkin menjadi sangat penting untuk meminimalkan kerusakan jantung. Bahkan deteksi dan pengobatan dini serangan jantung akan mengurangi resiko komplikasi dan kematian.
“Penderita dengan riwayat pernah serangan jantung merupakan kelompok resiko sangat ringgi. Data menunjukkan bahwa serangan susulan dapat terjadi dalam waktu satu bulan setelah kejadian sebelumnya. Oleh karena itu, selain obat-obatan, pemantauan ketat dan deteksi dini dapat membantu mencegah kejadian serangan jantung ulang,” ungkap Purnomo.
Kit Rapid Test Troponin-I Biopanda Reagents
Ketika otot jantung rusak seperti saat serangan jantung terjadi, Troponin-I yaitu protein yang ditemukan terutama di dalam serat otot jantung akan dilepaskan ke dalam aliran darah, yang selanjutnya peningkatan kadar troponin dapat dideteksi melalui tes darah sebagai indikasi terjadinya cedera otot jantung.
Troponin I disebut menjadi standar emas dalam melakukan pengukuran AMI (Accuate Myocaardinal Infartion). Kadar troponin meningkat dalam waktu 6 jam, setelah 12 jam, hampir semua pasien AMI akan mengalami peningkatan kadar. Dan kadar troponin akan tetap tinggi 1-2 minggu setelah kejadian. Jika tes pertama tidak menunjukkan serangan jantung (karena rendahnya kadar enzim), maka tes kedua biasanya dapat dilakukan dalam waktu 4 jam untuk menyakinkan dokter apakah pasien mengalami serangan jantung atau tidak.
Namun saat ini sudah tersedia alat rapid test sebagai alternatif daripada menggunakan Troponin I Analyzers yang dinilai mahal dan hasil analisanya membutuhkan waktu lama. Bahkan tidak semua rumah sakit menyediakan alat tersebut. Adapun salah satu alat rapid test Troponin I yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dengan tingkat akurasi tinggi dan bersertifikasi CE (Eropa) adalah produk dari Biopanda Reagents.
Rapha Medistra Indonesia mengklaim bahwa kit rapid test asal UK yang distribusikan di Indonesia ini mampu mendapatkan hasil tes yang cepat untuk mendeteksi infark miokard (serangan jantung), yaitu kondisi darurat medis yang terjadi ketika otot jantng mulai mati karena tidak mendapatkan cukup aliran darah.
“Kini alat rapid test untuk serangan jantung sudah tersedia di Indonesia dan bisa dilakukan olehpasiennya sendiri. Hanya 10 menit sejak sample darah, serum, atau plasma diperiksa, hasilnya dapat dibaca secara visual dan tidak perlu alat analisa,” katanya menjelaskan.