Sejarah Hari Radio Sedunia – ANTARA News

Jakarta (ANTARA) – Hari Radio Sedunia atau World Radio Day dirayakan tiap tahun pada tanggal 13 Februari. Perayaan ini sebagai pengingat dan apresiasi peran radio dalam menyebarkan informasi faktual terhadap masyarakat.
Meskipun era digital semakin berkembang, radio menjadi media yang tetap bertahan dan dipercayai oleh banyak orang. Perayaan Hari Radio Sedunia pada tahun 2025 ini mengusung tema yang relevan dengan kondisi tantangan global.
Lantas, bagaimana sejarah Hari Radio Sedunia dan tema perayaan secara global di tahun 2025? Berikut penjelasannya.
Sejarah Hari Radio Sedunia
Hari Radio Sedunia pertama kali diinisiasi oleh berbagai negara anggota UNESCO pada tahun 2011 dan diresmikan sebagai Hari Internasional PBB oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2012.
Pengesahan Hari Radio Sedunia berawal dari usulan yang diajukan oleh perwakilan anggota UNESCO dari Spanyol.
Kemudian, pengajuan usulan tersebut dikaji dan direkomendasikan oleh Dewan Eksekutif UNESCO untuk dibahas lebih lanjut dalam Konferensi Umum PBB ke-36.
Setelah melalui studi kelayakan yang menyeluruh dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, UNESCO akhirnya menetapkan Hari Radio Sedunia pada tanggal 13 Februari dalam forum tersebut.
Pemilihan tanggal 13 Februari pun mengacu pada hari berdirinya Radio Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar PBB pada tahun 1946.
Sejak saat itu, radio diakui secara global menjadi salah satu media penyiaran yang paling dapat diandalkan, sebagai penjalin kerja sama internasional, dan berpengaruh dalam penyebaran informasi.
Tema Hari Radio Sedunia 2025
Tahun ini, UNESCO mengusung tema “Radio and Climate Change” atau “Radio dan Perubahan Iklim”. Tema ini menyoroti peran radio dalam peliputan informasi terkait masalah iklim serta mitigasi bencana.
Isu lingkungan kini menjadi perhatian global dan media radio memiliki peran besar dalam menyebar luaskan informasi yang dapat membantu masyarakat mengetahui kebijakan lingkungan, hingga memberikan edukasi terkait pencegahan dan penanganan perubahan iklim.
Selain Indonesia, di berbagai negara lainnya, radio tetap menjadi media sumber informasi yang paling mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk di daerah terpencil yang belum terjangkau internet.
Bahkan, seiring berkembangnya teknologi, radio juga mengalami adaptasi dan transformasi dari siaran berbasis gelombang AM atau FM menjadi radio basis digital.
Selain menyampaikan informasi, radio streaming dan podcast menjadi tren hiburan baru yang semakin disukai oleh pendengar dari berbagai kalangan, terutama anak muda.
Meski menghadapi persaingan dari televisi, handphone, media sosial dan online, radio tetap memiliki keunggulan dalam hal aksesibilitas, kecepatan, dan kredibilitas sebagai media komunikasi.
Baca juga: Sebelum Valentine, ada peringatan Hari Radio Sedunia
Baca juga: Kemkomdigi gelar konsultasi publik soal peraturan penggunaan SFR
Baca juga: KPI ajak TV dan radio masifkan edukasi soal kebencanaan
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Source link